Bila ditanya organ tubuh mana yang berperan vital, umumnya jawaban yang muncul adalah jantung, paru-paru, hati atau organ bagian dalam lainnya. Hampir tidak pernah ada yang menjawab kulit. Sadarkah Anda bahwa kulit sebenarnya memegang peran yang jauh lebih besar daripada sekedar melindungi tubuh dari terik matahari dan hujan, namun sekaligus membungkus seluruh organ-organ di bagian dalam tubuh kita, semua syaraf, urat bahkan pembuluh darah.

Bayangkan bila tidak ada kulit yang membungkus tubuh kita, apakah jantung, paru-paru dan hati dapat berfungsi sebagaimana mestinya?
Beberapa keajaiban kulit yang dapat kita temukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari adalah kemampuannya untuk regenerasi saat tergores atau terluka. Kulit juga memiliki elastisitas yang mengagumkan dan terus bertumbuh seiring dengan pertambahan usia dan perubahan kondisi tubuh manusia sejak kanak-kanak, remaja, dewasa, kehamilan hingga kelahiran. Kulit juga memiliki kemampuan mengagumkan untuk merasakan 5 sensasi tubuh yaitu sentuhan, tekanan, sakit, panas dan dingin yang membantu kita untuk berinteraksi dan berhubungan dengan dunia sekitar kita.

Keajaiban kulit kita tentu perlu perawatan sejak dini untuk tetap dapat berfungsi optimal. Dr. Inne Arline, SpKK dari Perdoski yang hadir sebagai pembicara dalam acara ini menjelaskan, “Salah satu upaya terpenting dengan menjaga kelembaban kulit misalnya dengan mengusapkan body lotion setiap habis mandi atau setiap beberapa jam sekali bila anda seharian berada di ruangan ber-AC dan menjaga kecukupan jumlah air yang masuk ke dalam tubuh. Upaya lain yang tak kalah penting adalah menjauhi musuh-musuh utama kulit kita.”

Sinar matahari memang memberi kehidupan bagi manusia dan bumi, namun sinar matahari juga memiliki dampak merugikan. Efek yang merugikan bisa terjadi karena paparan sinar matahari yang terus menerus. Selain itu radikal bebas dari lingkungan seperti polusi udara, asap rokok, pestisida, asap-asap industri, konsumsi alkohol yang berlebihan dan nutrisi yang buruk, juga dapat menyebabkan terjadinya penuaan dini, dengan tanda-tanda antara lain kulit kering, elastisitas kulit berkurang, kulit menebal dan kaku, kerutan dini dan pigmentasi kulit. Dari semua faktor diatas, sinar ultraviolet merupakan penyebab utama terjadinya penuaan dini.

“Melalui upaya edukasi semacam ini kami berharap agar para perempuan semakin pandai mengenali kondisi kulit mereka dan memenuhi kebutuhan kulit masing-masing. Hal ini penting karena kulit setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga kuncinya terletak pada kesadaran setiap individu untuk menjaga kesehatan kulitnya. Konsep kulit yang cantik dan mengagumkan ini sendiri harus diperbaiki persepsinya. Yang penting memiliki kulit yang sehat, bersih dan cerah dibandingkan memiliki kulit putih semata.”

Bahasa Indonesia

Bulan Oktober biasanya disebut juga bulan bahasa. Yang dimaksud tentu bahasa Indonesia. Sebab dibulan inilah Bahasa Indonesia pertama kali dikumandangkan sebagai bahasa nasional dan sekaligus bahasa pemersatu di Republik Indonesia.

Berbicara tentang bahasa Indonesia umumnya akan langsung tertuju pada sastra Indonesia. Padahal bahasa Indonesia ini tidak semata sastra saja. Ada banyak hal-hal yang berkenaan dengan bahasa ini. Salah satunya adalah semakin lunturnya kebanggaan berbahasa Indonesia, baik dalam percakapan sehari-hari, dalam menulis di media maupun dalam jurnalistik.

Bila diamati dikoran, majalah, buku-buku, dan di website/webblog serta saat percakapan informal, rata-rata pengguna bahasa Indonesia mencampurnya dengan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Walaupun sesungguhnya padanan dalam bahasa Indonesianya telah tersedia dan termasuk kata yang populer. Bahkan dalam jurnalistik sering ditemui kata bahasa Indonesianya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, seolah-olah pembacanya tidak mengerti kata-kata tersebut.

Terlepas dari maksud dan tujuan menggunakan campuran bahasa asing atau bahkan merasa lebih mantap dengan bahasa asing, yang pasti bahasa Indonesia tetaplah harus dipertahankan sebagai bahasa nasional. Dan siapakah yang paling berkepentingan mempertahankan bahasa Indonesia, bila bukan bangsa Indonesia sendiri ?

Tanpa maksud membandingkan, lihatlah beberapa negara di Eropa. Misalnya di Italia, dinegara ini sangat sulit menemukan hal-hal yang tidak menggunakan bahasa Italia. Seluruh rambu jalan menggunakan bahasa Italia. Majalah dan koran berbahasa Inggris sangat sulit dicari, walaupun ada tetapi hanya ditempat-tempat tertentu dengan harga yang lebih tinggi dan tersedia hanya beberapa eksemplar saja. Televisi lokal, bahkan hanya sebuah program acara yang berbahasa selain Italia tidak tersedia.

Mereka bangga sekali dengan bahasanya, sehingga para pendatang, apakah itu turis, investor atau imigran harus memahami bahasa Italia, walaupun hanya dasar-dasarnya saja. Padahal penduduk dunia yang menggunakan bahasa Italia sangat sedikit jumlahnya.

;;